Pitecanthropus
Erectus
Manusia purba ini hidup di wilayah
Indonesia pada 1-2 juta tahun yang lalu. Wilayah Indonesia yang menurut sejarah
arkeologi, pernah beberapa kali mengalami bencana alam di
Indonesia. Dari mulai hal yang bersifat
mengikat hingga membuat wilayah indonesia terdiri dari bermacam macam pulau.
Doktor dari Belanda bernama Eungene Dubois adalah penemu pertama manusia
disini. Ciri khas dari Pitecanthropus adalah:
·
Berjalan tegak, tetapi dalam
struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera. Maka dikenal juga dengan
manusia kera berjalan tegak.
·
Dengan struktur tengkorak mirip
kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.
·
Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis
manusia purba ini hampir sama namun diatas dengan insting hewan.
·
Pitecanthropus merupakan bangsa atau
kaum pengumpul makanan (Food Gathering).
·
Kehidupan primitif pada masa itu
tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan kera di masa modern. Jenis manusia
purba ini sangat di elukan oleh kalangan materialis, karena merupakan bukti
adanya mahluk transisi yang menguatkan teori evolusinya Charles Darwin.
Memiliki ciri berbadan tegak dan
kemungkinan besar terbesar pula pada masa nya. Dengan ukuran otak yang masih
kecil dibanding mahluk lainnya maka didapatkan hasil yang cukup mengagetkan
bahwa dalam keadaan mengumpulkan makanan dan keperluan bumil, terdapat jejak
yang menunjukkan rapat kelompok, ari air jangheh
Pitecanthropus
Soloensis
Merupakan jenis-jenis manusia purba
yang berasal dari solo tepatnya area ngandong. Selain dari aspek daratan,
terdapat batas
wilayah laut di Indonesia yang
bagi negara kita sangat penting. Hal ini dikemukakan dalam batas laut Indonesia
yang sudah menjadi ketetapan di kalangan internasional. Adapun ciri dari
Pitecanthropus Erectus adalah :
·
Pada tengkorak, tonjolan keningnya
tebal.
·
Hidungnya lebar, dengan tulang pipi
yang kuat dan menonjol.
·
Tinggi sekitar 165–180 cm.
·
Pemakan tumbuhan dan daging (pemakan
segalanya).
·
Memiliki rahang bawah yang kuat.
·
Memiliki tulang pipi yang tebal.
·
Tulang belakang menonjol dan tajam.
·
Perawakannya tegap, mempunyai tempat
perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
Pitecanthropus Mojokertensis
Dalam hal yang dilakukan tanpa perlu
mendalami jenis jenis manusia purba dan gambarnya, kita bisa tahu bahwa Eungene
Dubois berhasil menjadi penemu fosil jenis ini di wilayah Mojokerto, sehingga
beliau menamai fosil penemuannya menjadi sebuah temuan besar abad ini. Penggalian
yang dilakukan di Mojokerto ini mau tidak mau merusak tulang tulang nya.
Beberapa bagian nya menjadi hancur sehingga beberapa detil tidak terselamatkan
sempurna. 10 Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia ini bisa menjadi bahan
wawasan buat pribadi maupun siswa ajar.
ciri ciri manusia purba di indonesia
pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Mudah-mudahan berhasil
bagi anda yang sedang menambah wawasan dengan membaca-baca artikel seperti ini.
Hal ini perlu ditegaskan kembali bahwa konten dari manusia purba ini bukan
merupakan sumber ilmiah kepustakaan. Lebih baik bila membutuhkan pustaka
tentang manusia purba, jenis jenis manusia purba dan penjelasannya bisa menjadi
solusi permasalahan anda.
Homo
Floresiensis
Dari awal kita sudah meminjam
berbagai tautan kata dari sumber. Untuk jenis homo ini memiliki kebiasaan dan
gaya hidup yang kurang lebih sama dengan manusia sekarang. Bahkan pada masa itu
jenis homo memiliki kesatuan dalam hal bertindak secara ciri-ciri
manusia sebagai makhluk ekonomi.
Pada masa tersebut tidak menggunakan alat-alat canggih, tetapi menggunakan batu
sederhana yang kemudian di hampelas . Kedua, manusia jenis Homo ini sudah sadar
akan keberadaan kita, atau manusia di sekitarnya. Sehingga akan timbul kesamaan
ras.
Secara nama mungkin kita sedikit
terkecoh, karena peneliti Belanda tersebut tidak menamakan fosil penemuannya
dengan namanya, tetapi menggunakan nama tempat pada waktu penggalian
arkeologisnya. Nama lain dari Homo mungkin bisa diartikan sebagai suatu
kecenderungan seksual antara sesama laki-laki/ secara umum manusia jenis homo
ini memiliki ciri khas :
·
Muka lebar dengan hidung yang lebar;
·
Mulutnya menonjol;
·
Dahinya juga masih menonjol,
sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus;
·
Bentuk fisiknya sudah seperti
manusia sekarang;
·
Tingginya 130–210 cm;
·
Berat badan 30–150 kg;
·
Hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun
yang lal
Homo
Wajakensis
Homo Wajakensis berarti homo yang
berasal dari Wajak. Perselisihan antar kelompok masih menjadi masalah pada masa
purba menjadikan tiap daerah memiliki bentuk fosil yang berbeda-beda pula. Kita
hanya bisa memperkirakan seperti apa kehidupan sosialnya. Namun para ahli telah
meneliti pengaruh
letak geografis Indonesia terhadap keadaan alam dan iklim. Dengan begitu sejauh yang kita perkirakan, kehidupan
sosial manusia purba bisa jadi tidak berbeda dengan keadaan sekarang kecuali
dalam hal berkomunikasi.
Di Wajak inilah, yang bila di
gambarkan dekat daerah Tumenggung Jawa Timur, pada tahun 1889 Eungene Dubois
menemukan fosil manusia purba asli Indonesia. Penemuan ini merupakan penemuan
penting, karena seolah menemukan keping puzzle yang hilang yang membuktikan
adanya hubungan manusia dengan kera. Fosil-fosil manusia purba di Indonesia
menjadi jembatan penghubung itu. Seperti dikemukanan dalam teori Darwin dalam
bukunya ‘The Descent Of Man’ (asal usul manusia).
Homo
Soloensis
Merupakan jenis manusia purba Homo
yang ditemukan fosilnya di wilayah Solo pulau Jawa. Siapa saja yang meneliti
manusia purba di indonesia? Yang paling terkenal tentunya Eungene Dubois,
kemudian Van Koenigswald, kemudian ada Weidenreich. Berikut keterangan
penelitian tentang manusia purba soloensis:
·
Dan peneliti peneliti lain yang
mungkin catatanya tidak sebanyak peneliti yang disebutkan diatas.
·
Namun tentunya kontribusi para
peneliti tersebut menjadikan khazanah bagi jenis-jenis manusia purba purba di
Asia dan tentunya Dunia.
Sungai bengawan Solo merupakan
jantung dari sebuah kehidupan primitif di masa lampau Indonesia. Banyaknya
penemuan di kawasan ini menunjukkan kecenderungan manusia purba jaman dulu
hidup dengan kedekatan pada sumber air. Belum ditemukannya sistem irigasi,
seolah memaksa manusia purba untuk tidak jauh dalam memberikan intervensi.
Dengan mempunyai tempat tinggal dekat sungai, memberikan keuntungan bagi
manusia purba.
Pitecanthropus
Robustus
Adalah jenis Pitecanthropus yang
memiliki rahang besar. Dengan adanya rahang besar tersebut, menurut peneliti
jenis manusia purba ini memiliki kegemaran memakan tumbuhan. Kegunaan rahang
yang besar adalah agar dalam mengunyah tumbuhan menjadi lebih mudah dan lebih
cepat, sehingga bangsa ini lebih senang bila hidup sendiri. Berikut bentuk rupa
dari manusia purba pitechanthropus robustus:
·
Bentuk rahang yang besar itu pula
menunjukkan bahwa cakupan dari kapasitas mulut Pitecanthropus Erectus lebih
besar dari manusia masa sekarang.
·
Kapasitas mulut tersebut
memungkinkan manusia jenis ini memberikan jati dirinya. Diketahui bahwa
manusia purba pada zaman itu
·
Bisa diartikan bahwa jenis manusia
purba homo ini adalah kondisi alamiah jenis manusia Indonesia pada jaman
sekarang. Yang membedakan tentunya waktu hidup dan cara berkomunikasi dalam
interaksi sosial pada masa itu. Termasuk penggunaan alat bantu.
Manusia purba jenis ini sudah mulai
mengedepankan akal dibanding insting. Dibuktikan dengan banyaknya peninggalan
berupa batu, kapak batu, dan perkakas lainnya yang dipergunakan untuk menunjang
dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, juga pada titik titik temuan
arkeologis, manusia purba jenis Homo ini tidak terlalu dekat dengan sungai,
yang menandakan bahwa manusia purba jenis ini membuat sebuah tempat tinggal
atau kawasan tempat tinggal yang nyaman meskipun tidak dekat sekali dengan
sumber air. Yang pada masa itu adalah sungai.
Pitecanthropus
Dubuis
Bila diartikan, jenis manusia kera
berjalan tegak ini adalah jenis yang meragukan. Fosilnya ditemukan di Sangiran
namun secara struktur tulang dan tengkoraknya tidak mutlak masuk dalam ciri
meganthropus maupun pitecanthropus. Sumbangsih peneliti dari Belanda ini
merupakan penemuan penting. Meskipun bagi rakyat Indonesia ekspedisi dan
penggalian arkeologis tak ubahnya dengan pemaksaan dan penjajahan hak.
Bangsa kita yang dipaksa dan
dipekerjakan sebagai tenaga penggali. Menurut catatan sejarah, banyak korban
dari bangsa kita yang berjatuhan, namun dengan rapinya dan lihai, para peneliti
Belanda dibantu dengan pemerintahan kolonial, berhasil membawa propaganda
berupa penemuan fosil manusia purba ini, sehingga sistem kerja paksa dalam
penggalian itu tidak begitu diangkat di hadapan publik. Dikarenakan
banyak sekali temuan di daerah sungai Bengawan Solo, peneliti membagi lapisan
tanah di daerah itu menjadi 3 lapisan yaitu :
·
Lapisan Jetis, dimana Pitecanthropus
Robustus ditemukan atau kita kenal juga dengan nama lapisan pleistosen bawah
·
Lapisan Trinil, dimana ditemukan
Pitecanthropus Erectus. Lapisan ini kita kenal juga dengan nama lapisan
pleistosen tengah.
·
Lapisan Ngandong, dimana
Pitecanthropus Soloensis ditemukan. Dikenal juga dengan nama lapisan pleistosen
atas.
Homo
Sapiens
Bisa diartikan sebagai manusia
cerdas. Berasal dari zaman holosen. Bentuk tubuh Homo Sapiens sudah menyerupai
dengan bentuk orang Indonesia sekarang. Pada masa itu, golongan manusia ini
sudah memiliki strukur organisasi dan pembagian tugas. Berdasarkan penelitian
tersebut, tidak hanya bentuk fisik dari manusia purba, tetapi kehidupan
sosialnya juga bisa kita kaji. Tentunya dengan penelitian yang intens dan dalam
jangka waktu lama.
Homo Sapiens mereferensikan bahwa
manusia adalah mahluk yang memiliki kelebihan dalam hal akal. Dengan
mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa bertambah dalam khazanah
dan pengalaman dengan produk tertentu. Jenis manusia purba ini memiliki
ciri sebagai berikut :
1.
Volume otaknya antara 1.000 cc –
1.200 cc;
2.
Tinggi badan antara 130 – 210 m;
3.
Otot tengkuk mengalami penyusutan;
4.
Alat kunyah dan gigi mengalami
penyusutan;
5.
Muka tidak menonjol ke depan;
6.
Berdiri dan berjalan tegak,
7.
Berdagu dan tulang rahangnya biasa,
tidak sangat kuat.
Dengan melihat spesifikasi diatas,
maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens sudah menggunakan akalnya.
Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah memiliki karakteristik
berburu. Tidak hanya mengumpulkan makanan seperti halnya jenis lain. Homo
sapiens juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai banya ragam dan
budaya serta ras. Dengan mentahnya teori evolusi pada masa sekarang ini, muncul
asumsi bahwa ‘manusia kera’ adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras.
Seperti halnya ras Asia, Afrika dan Eropa. Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun
memiliki keanekaragaman ras dan budaya. Secara telusur, menurut peneliti
bahwa didapatkan leluhur manusia seperti ini :
·
Ras Mongoloid, berciri kulit kuning,
mata sipit, rambut lurus.
·
Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia
Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.
·
Ras Kaukasoid, merupakan ras yang
berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Ras ini penyebarannya
ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada yang ke Yahudi (ras Semit),
dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
·
Ras Negroid, memiliki ciri kulit
hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke Australia (ras
Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.
Homo erectus Progresif
Jenis progresif merupakan jenis Homo
erectus yang paling maju, sebagian besar ditemukan pada endapan alluvial di
Ngandong (Blora), Selopuro (Ngawi), dan pada endapan vulkanik di Sambungmacan
(Sragen). Volume otak sudah mencapai 1.100 cc, dengan atap tengkorak yang lebih
tinggi dan lebih membundar. Ngandong adalah nama sebuah desa di
tepi Bengawan Solo, terletak di tengah-tengah hutan jati di wilayah Kabupaten
Blora, Jawa Tengah. Penggalian yang dilakukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan
von Koenigswald pada tahun 1931-1933 telah menemukan 11 tengkorak manusia.
Temuan ini kemudian dideskripsikan oleh Oppenoorth sebagai Homo soloensis.
Tengkorak ini mempunyai bentuk atap lebih bundar dan lebih tinggi sehingga
berpengaruh kepada kapasitas otak yang lebih besar dibandingkan dengan temuan
di Sangiran dan Trinil, berkisar rata-rata 1.100 cc, sebuah ciri yang telah
menunjukkan perkembangan.
Homo
erectus Tipik
Pithecanthropus
erectus (Trinil) adalah contoh Homo erectus Tipik.
Sangiran
17 (S17) adalah tengkorak Homo erectus yang ditemukan oleh Towikromo, seorang
warga dusun Pucung pada tahun 1969. Replikanya banyak dipajang di museum
bergengsi dunia
Beberapa
temuan dari situs Sangiran diidentifikasikan berjenis kelamin wanita, contohnya
Sangiran 2 (S2). Struktur fisik tengkorak relatif halus karena insersi otot
pada tengkorak tidak berkembang dan bentuk tengkorak Sangiran 2 memiliki bangun
tengkorak yang lebih ramping dibandingkan dengan tengkorak laki-laki.
Bangun
tengkorak Pithecanthropus erectus dari Trinil sangat pendek namun memanjang ke
belakang, dengan kapasitas otak sekitar 900 cc. Tulang kening menonjol dan di belakang
orbit mata terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum
berkembang. Pada bagian belakang terlihat bentuk meruncing. Individu ini
berjenis kelamin wanita, karena tidak adanya perkembangan relief tengkorak, di
mana otot insersi muskuler berkembang.
Homo
erectus Arkaik
Ditemukan
pada lapisan lempung hitam Formasi Pucangan, grenzbank di Sangiran, dan pada
lapisan pasir vulkanik di utara Mojokerto (Perning).
Sangiran
4 (S4) adalah Homo erectus Arkaik yang ditemukan di Desa Glagah Ombo pada tahun
1938.
Fragmen
tengkorak ini terdiri dari rahang atas dan sebagian tulang wajah. Ditemukan
oleh Suherman dan Toto Marsono di tepian saluran irigasi Bapang, Krikilan pada
tahun 1978. Dilihat dari morfologi temuan dan lapisan tanah di mana ditemukan,
spesimen ini merupakan bagian dari Homo erectus Arkaik yang berusia sekitar 1,5
juta tahun yang lalu.
Fragmen
tengkorak bagian belakang dan sebagian atas spesimen S31 ini ditemukan pada
tahun 1980 pada Formasi Pucangan berusia sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.
Kapasitas tengkorak kurang lebih 800-900 cc dan merupakan bagian dari Homo
erectus Arkaik, yang hidup di Sangiran pada 1,5 juta hingga 900.000 tahun yang
lalu.
Ditemukan
oleh seorang penduduk di Perning pada tahun 1936 pada lapisan pasir konglomerat
Formasi Pucangan. Morfologi tengkorak yang belum berkembang secara penuh
mengindikasikan bahwa individu bersangkutan adalah anak-anak berusia antara 3-5
tahun. Aspek fisik temuan tengkorak anak-anak ini menunjukkan ciri-ciri Homo
erectus secara jelas, dengan bagian kening yang menonjol, penyempitan di daerah
orbit mata, maupun bagian belakang tengkorak yang meruncing. Dari pengujian
potassium-argon terhadap sampel batu apung yang ditemukan di dekat tengkorak
tersebut, diperoleh pertanggalan yang sangat tua, 1,9+ 0,4 juta tahun. Melalui
metode argon/argon diperoleh pertanggalan 1,81 juta tahun.
This is how my associate Wesley Virgin's autobiography launches in this shocking and controversial VIDEO.
ReplyDeleteYou see, Wesley was in the army-and shortly after leaving-he unveiled hidden, "SELF MIND CONTROL" tactics that the CIA and others used to get anything they want.
These are the exact same SECRETS lots of celebrities (notably those who "became famous out of nowhere") and elite business people used to become rich and successful.
You probably know that you only use 10% of your brain.
Really, that's because most of your brainpower is UNTAPPED.
Maybe this thought has even taken place INSIDE OF YOUR own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain 7 years ago, while driving a non-registered, beat-up bucket of a car without a license and with $3 on his banking card.
"I'm very frustrated with living paycheck to paycheck! Why can't I become successful?"
You took part in those questions, right?
Your success story is going to be written. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.
CLICK HERE TO LEARN WESLEY'S METHOD