RAGAM
HIAS PADA BAHAN KAYU
1. Pengertian Ragam
Hias
Ragam hias disebut juga
ornamen, merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang
sejak zaman prasejarah. Indonesia sebagai
negara kepulauan memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di Indonesia
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan alam, flora dan fauna serta manusia
yang hidup di dalamnya. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting
manusia. Faktor kepercayaan turut mendukung berkembangnya ragam hias karena
adanya perlambangan di balik gambar.
Ragam hias memiliki makna karena disepakati oleh masyarakat penggunanya.
Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan cara stilasi (digayakan) yang
meliputi penyederhanaan bentuk dan perubahan bentuk (deformasi).
2. Pengertian Bahan
Kayu
Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering digunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering digunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Beberapa teknik dalam
digunakan dalam menerapkan ragam hias pada bahan kayu, seperti mengukir dan
menggambar. Mengukir berarti ragam hias dibuat dengan cara permukaan kayu
dipahat dan dibentuk seperti relief. Teknik menggambar dibuat setelah benda
atau barang seni terbentuk. Ragam hias pada kayu sering dijumpai pada pintu,
jendela, bagian tiang rumah, dan bagian tertentu rumah. Pada umumnya, ragam
hias selain digunakan sebagai bagian dari keindahan rumah juga berfungsi
sebagai penolak bala atau penghormatan kepada roh leluhur. Beberapa daerah di
Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Papua
memiliki ciri khas sendiri dalam membuat ragam hias pada bahan kayu.
3. Ragam Hias pada
Bahan Kayu
Penempatan ragam hias pada bahan kayu dapat dilakukan pada bidang dua dan tiga dimensi. Pada bidang dua dimensi, ragam hias dapat dilakukan dengan menggambar atau melukis permukaan bidangnya. Penerapan ragam hias pada bidang dua dimensi seperti ragam hias pada ukiran kayu, dilihat dari sisi-sisi bangunan rumah adat.
Penempatan ragam hias pada bahan kayu dapat dilakukan pada bidang dua dan tiga dimensi. Pada bidang dua dimensi, ragam hias dapat dilakukan dengan menggambar atau melukis permukaan bidangnya. Penerapan ragam hias pada bidang dua dimensi seperti ragam hias pada ukiran kayu, dilihat dari sisi-sisi bangunan rumah adat.
Penerapan ragam hias
pada bahan kayu sudah banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia, salah
satunya daerah Jawa Tengah. Pemanfaatan kayu sebagai benda seni sudah sejak
lama ada. Kayu biasanya diolah terlebih dahulu menjadi benda-benda seni
tertentu kemudian diberikan sentuhan ragam hias. Ragam hias yang digunakan
tidak berbeda dengan bahan-bahan lain. Ragam hias yang digunakan biasanya
diambil dari unsur flora, fauna, geometris, dan bentuk-bentuk figuratif.
a. Ragam
hias flora
Flora sebagai sumber
objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia.
Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang seni,
seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun, dan bordir.
b. Ragam hias fauna
Ragam hias fauna
(animal) merupakan bentuk gambar motif yang diambil dari hewan tertentu. Hewan
sebagai wujud ragam hias pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau
gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai sebagai objek ragam hias adalah
kupu-kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan. Ragam hias motif fauna telah
mengalami deformasi namun tidak meninggalkan bentuk aslinya. Ragam hias fauna
dapat dikombinasikan dengan motif flora dengan bentuk yang digayakan.
Motif ragam hias daerah
di Indonesia banyak menggunakan hewan sebagai objek ragam hias. Daerah-daerah
tersebut seperti Yogyakarta, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Motif ragam hias fauna tersebut dapat dijumpai pada hasil karya batik, ukiran,
sulaman, anyaman, tenun, dan kain bordir Ragam hias bentuk fauna dapat dijadikan
sarana untuk memperkenalkan kearifan lokal daerah tertentu di Indonesia seperti
burung cendrawasih di Papua, komodo di Nusa Tenggara Timur, dan gajah di
Lampung.
c. Ragam hias geometris
Ragam hias geometris
merupakan motif hias yang dikembangkan dari bentuk-bentuk geometris dan
kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam
hias geometris dapat dijumpai di seluruh daerah di Indonesia, seperti Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat
dengan menggabungkan bentuk-bentuk geometris ke dalam satu motif ragam
hias.
d. Ragam hias figuratif
Bentuk ragam hias
figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan mendapatkan penggayaan
bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat pada bahan tekstil maupun bahan
kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar.
4. Teknik Berkarya
Ragam Hias pada Bahan Kayu
Berkarya dengan bahan kayu dapat dilakukan dengan cara mengukir dan menggambar atau melukis. Mengukir dalah membuat sayatan pada permukaan kayu dengan menggunakan alat pahat. Kegiatan melukis berarti membuat gambar ragam hias dan kemudian diberi warna.
Berkarya dengan bahan kayu dapat dilakukan dengan cara mengukir dan menggambar atau melukis. Mengukir dalah membuat sayatan pada permukaan kayu dengan menggunakan alat pahat. Kegiatan melukis berarti membuat gambar ragam hias dan kemudian diberi warna.
a. Menggambar ragam
hias ukiran di atas bahan kayu
Bentuk kayu ada yang
berupa batang dan ada juga yang berbentuk papan. Kayu banyak jenisnya. Ada kayu
yang memiliki serat halus dan kasar. Mengukir harus memperhatikan alur
seratnya. Sebelum kayu diukir, terlebih dahulu harus dibuatkan gambar hiasnya.
Membuat torehan pada kayu yang menggunakan ragam hias tertentu merupakan
aktivitas dalam mengukir.
Alat utama untuk
mengukir, yaitu mata pahat mendatar dan mata pahat melengkung.
Penggunaan pahat harus
disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang akan diukir. Alat pemukul yang
digunakan dalam kegiatan mengukir pada umumnya terbuat dari kayu meskipun ada
jugayang menggunakan palu besi.
Sebelum mengukir,
sebaiknya kamu harus mengenal terlebih dahulu alat dan bahan serta prosedur
kerjanya. Kegiatan mengukir pada bahan kayu memiliki prosedur sebagai berikut:
Menyiapkan alat dan
bahan menggambar ragam hias ukiran
Memilih bentuk ragam
hias pada bahan kayu
Membuat sketsa ragam
hias pada bahan kayu
Mulai mengukir di
bagian dasar luar sketsa ragam hias
Mulai mengukir sketsa
ragam hias
Membentuk garis dan
lekukan
Merapikan atau
membersihkan bagian ukiran yang belum sempurna
b. Melukis ragam hias
di atas bahan kayu
Bahan kayu sebagai
media dalam melukis ragam hias memiliki sifat yang banyak menyerap cat.
Penggunaan cat sebaiknya diulang-ulang agar warna yang diinginkan terlihat
lebih sempurna. Pengulangan pengecatan dapat dilakukan setelah cat sebelumnya
sudah kering.
Kegiatan melukis pada
bahan kayu memiliki prosedur sebagai berikut:
Menyiapkan alat dan
bahan melukis
Meyiapkan bahan kayu
Membuat sketsa ragam
hias pada bahan kayu
Memberikan warna pada
sketsa
Biarkan kering
Beri cat secara
berulang-ulang agar warna terlihat lebih sempurna
Setelah warna terlihat
sempurna, beri cat pelapis (vernis)
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete